it' real

it' real
(...^_^...)

Kamis, 22 Desember 2011

sayang untuk ibu


22 desember 2011,
Orang yang pertama saya sayang adalah ibu
Orang kedua adalah ibu,
Orang ketiga adalah ibu,
Orang keempat adalah ibu,
Orang kelima adalah ayah,
...
Setiap pagi, sebelum berangkat kesekolah, sarapan dan segelas susu telah siap diatas meja, sarapan pagi yang mungkin sering kita lupakan, tapi ibu tiada lelah untuk mengingatkan demi kesehatan anaknya, Doanya pasti tak mungkin ia lupakan untuk mengiringi setiap langkah kita, sepulang sekolah sarapan dan senyum ibupun telah menuggu kita,
Hal itu rutin ibu lakukan dari kita masih TK bahkan mungkin sampai dibangku kuliah ini, hal itu ia lakukan tanpa pamrih, tanpa minta balasan, tak perduli berapa peluh yang telah ia teteskan untuk seharinya,
Itu baru sepenggal dari peerjuangan ibu,
...
Yang selalu ia pikirkan, senyum anak senyum ia juga, bahagia anak bahagia ia juga, duka anak duka ia juga,,
Apa anda pernah menyiapkan secangkir teh atau susu dikala pagi menjemputnya?
Apa kalian senantiasa mendoakan Beliau?
Apa kalian pernah bertanya, apakah ibu lelah?
Apa kalian pernah memikirkan kesehatan ibu?
Apa kalian tau perasaan ibu saat ia terluka?
Sudahkah kalian memberikan yang terbaik, yang membanggakan ibu kalian?
...
Ibu,,
Seseorang yang luar biasa, kasih sayangnya yang tak tergantikan sampai kapanpun,
Setiap tetes keringat yang yang mengalir dari tubuh yang kian hari semakin terlihat garis-garis penuaannya,,
Setiap kata dan perlakuan yang menyejukkan hati,
Mata yang selalu menaruh harapan akan  anaknya selalu bahagia,
Bibir yang selalu mengucap lantunan Doa yang tak pernah berhenti untuk kesempurnaan dan kebahagiaan anaknya,
Kata yang tanpa henti mengalir nasehat2 untuk anaknya,
Tangan yang tak pernah lelah menuntun dalam kebaikan,
Tangan yang selalu mengusap air mata kita saat kita menangis,
Tangan yang selalu mendekap, menghangatkan tubuh kita,
Otak yang terus bekerja memikirkan masa depan yang terbaik bagi anaknya,
Kaki yang terus melangkah mencari rupiah demi masa depan anaknya,
Hati yang selalu resah bila anaknya mengalami kesullitan,
Pengorbanan ibu, sungguh luar biasa yang tak ternilai harganya,
...
Sering kita berucap kasar terhadap ibu,
Sering kita menyakiti hati yang lembut dari seorang ibu,
Sering kita membanting pintu kamar, kala ibu memarahi kita,
Sering kita mengabaikan kata-katanya, padahal itu untuk kebaikan kita,
Terlalu banyak kesalahan2 yang tanpa kita sadari telah melukai perasaan ibu,
Tanpa kita sadari, kita telah menggoreskan hati ibu,

Walaupun demikian,,
Ibu selalu tersenyum dan memperlihatkan ketegarannya,
Ibu selalu menampakkan bahwa ia kuat, meski batinnya lelah,
Mencoba tegar, meski ia rapuh,
Mencoba tersenyum, meski hati menangis karena perlakuan anaknya

Sudah banyak pengorbanan seorang ibu bagi anak2nya,
Pengorbanan yang sangat ternilai harganya,
Perngorbanan yang tak tergantikan
..
Pandangilah ibu kalian saat ia terlelap dalam tidurnya,
Lihat wajahnya yang mulai menampakkan bahwa ia sangat lelah,
Kulitnya yang sekarang perlahan mulai mengendur,
Matanya yang perlahan mulai kabur, karena termakan usia,
Berpikirlah kedepan, tak selamanya ibu kita mendampingi kita,
Tak selamanya tangan suci ibu itu selalu mendekap kita
Tak selamanya tangan ibu mengusap air mata kita
Tak selamanya kita bisa melihat sorot mata yang penuh harapan,
Tak selamanya kita mendengar ocehan ibu saat kita berbuat salah,
...
Sebelum terlambat lakukan yang terbaik untuk ibu kita, kapan lagi kita akan membalas kebaikannya,
Surga ada dibawah telapak kaki ibu,
..
Maafkan kami ibu,
Maafin kami karena mengabaikan perkataanmu,
Maafin kami tak menuruti kehendakmu,
Maafin kami, karena ucapan kami yang menggoreskan luka  dihatimu,
Yang selalu tak perdulikanmu,

Jasa dan pengorbananmu tak bisa kami gantikan,
Ingin kami selalu melihat senyum dan mengukir indah dihatimu,
Ingin kami selalu bahagiakanmu,
Harta dan kata mungkin tak cukup untuk membalas semuanya,
Dengan sikap, perbuatan, perlakuan yang baik terhadap ibu mungkin akan membuat ibu bahagia,
Doa yang selalu kami panjatkan untuk ibu
Doa kami kan selalu mengalir tiada henti bagai perjuangan mu yang tiada henti pula,
Aku berjanji ingin bahagiakanmu, melukis indah senyummu,
Terimakasih atas pengorbanan yang engkau berikan,
Makasih ibu, karena telah bersabar menghadapi perlakuan dan ego kami,
Makasih ibu, karena telah menjadi yang terbaik,
Makasih ibu, karena telah menjaga ku dari kecil hingga kini beranjak dewasa,
Jasammu akan selalu kami kenang,


Aku sayang ibuu,,,
I love u mom.
Happy mother’s day,
U always in my heart, your the best,
hug n kisses for me to you and i say i lovee u  4ever
Allways love u,
Untuk seluruh ibu2, emak2, ummi, mother, mama, mami, bunda..

Jumat, 16 Desember 2011

Sedikit perenungan


Memohon Nafkah

Fadlan datang kepada seorang kyai di kampungnya. Ia merasa bingung. Sudah banyak cara telah ia tempuh, namun rezeki masih tetap sulit ia cari. Kata orang, rezeki itu bisa datang sendiri, apalagi kalau sudah menikah. Buktinya, sudah 3 tahun ia menikah dan dikarunia dua orang anak, ia masih tetap hidup luntang-lantung tak menentu. Benar, keluarganya tidak pernah kelaparan sebab tidak ada makanan. Namun kalau terus-terusan hidup kepepet dan tidak punya pekerjaan, rasanya tidak ada kebanggaan diri. Ia pun datang kepada Kyai Ahmad untuk minta sumbang saran. Kalau boleh sekaligus minta do’a dan pekerjaan darinya. Terus terang, ia sendiri kagum dengan sosok Kyai Ahmad yang amat bersahaja. Tidak banyak yang ia kerjakan, namun dengan anak 9 orang, sepertinya mustahil bila ia tidak pusing memikirkan nafkah keluarga. Tapi nyatanya, sampai sekarang Kyai Ahmad tetap sumringah di mata Fadlan. Tidak pernah ia lihat Kyai Ahmad bermuka muram seperti dirinya. Makanya hari itu, Fadlan datang untuk meminta nasehat kyai tersebut. “Hidup ini adalah adegan. Kita hanya wayang, sementara dalangnya adalah Gusti Allah! Jadi, manusia itu hidup karena disuruh ‘manggung’ oleh Dalangnya!” Kyai Ahmad membuka penjelasan dengan sebuah ilustrasi ringan. “Gak mungkin… kalau wayang itu manggung sendiri. Pasti, ia dimainkan oleh Dalang. Sementara selama di panggung, pasti Dalang akan memperhatikan nasib wayang itu! Begitu juga manusia… gak mungkin dia hidup di dunia, tanpa diperhatikan segala kebutuhannya oleh Gusti Allah! Sudah paham belum kamu, Fadhlan?!” Kyai Ahmad mengakhiri penjelasannya dengan sebuah pertanyaan. “Tapi pak kyai…, kalau Gusti Allah benar menjamin hidup hamba-Nya… kenapa hidup saya seperti sia-sia begini ya… nyari nafkah saja kok susah!” Fadlan menyampaikan keluhnya.
“Oh… itu karena kamu belum datang kepada Gusti Allah. Kalau kamu datang kepada Gusti Allah, hidupmu gak bakal sia-sia!” Kyai Ahmad menambahkan.
Fadhlan belum mengerti betul apa maksud sebenarnya dari kata ‘datang kepada
Allah’, ia pun menanyakan gambaran kongkrit tentang hal itu kepada Kyai Ahmad. Dengan santai Kyai Ahmad menjelaskan, “Fadlan…, semua masalah di dunia ini bakal selesai asal kita datang kepada Allah. Banyak di dunia ini orang yang bermasalah, punya hutang segunung, rezeki sulit, ditimpa berbagai macam penyakit, kemiskinan, kelaparan dan lain-lain… Itu disebabkan karena mereka tidak datang kepada Allah. Kalau saja mereka datang kepada Allah, maka segala masalah mereka terselesaikan!”
“Apakah hanya sesederhana itu, pak Kyai?” Fadlan bertanya dengan nada penasaran.
“Ya, hanya sesederhana itu!” Pak kyai menegaskan.
Pak Kyai bercerita, “Pernah terjadi di Rusia di sebuah negeri yang terkenal atheis, seorang pria pergi ke tukang cukur. Saat rambutnya dicukur, ia terserang kantuk. Kepalanya mulai mengangguk-angguk karena kantuk. Tukang cukur merasa kesal, namun untuk membangunkan pelanggannya, si tukang cukur mulai bicara: ‘Pak, apakah bapak termasuk orang yang percaya tentang adanya Tuhan?’ Pelanggan menjawab, ‘Ya, saya percaya adanya Tuhan!
Agar pembicaraan tak terhenti, si tukang cukur menimpali, ‘Saya termasuk orang yang tidak percaya kepada Tuhan!’
‘Apa alasanmu?’ pelanggan melempar tanya.
‘Kalau benar di dunia ini ada Tuhan, dan sifat-Nya adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menurut saya tidak mungkin di dunia ada orang yang punya banyak masalah, terlilit hutang, terserang penyakit, kelaparan, kemiskinan dan lain-lain. Ini khan bukti sederhana bahwa di dunia ini tidak ada Tuhan!’ tukang cukur berbicara dengan cukup lantang. Si pelanggan terdiam. Dalam hati, ia berpikir keras mencari jawaban. Namun sayang, sampai cukuran selesai pun ia tetap tidak menemukan jawaban. Maka pembicaraan pun
terhenti. Sementara si tukang cukur tersenyum sinis, seolah ia telah memenangkan perdebatan.
Akhirnya, saat cukuran itu selesai, si pelanggan bangkit dari kursi dan ia berikan
ongkos yang cukup atas jasa cukuran. Tak lupa, ia berterima kasih dan pamit untuk meninggalkan tempat. Namun dalam langkahnya, ia masih tetap mencari jawaban atas perdebatan kecil yang baru ia jalani.
Saat berdiri di depan pintu barber shop, ia tarik tungkai pintu kemudian hendak
melangkahkan kakinya keluar…. saat itu Allah Swt mengirimkan jawaban padanya. Matanya tertumbuk pada seorang pria gila yang berparas awut-awutan. Rambut panjang tak terurus, janggut lebat berantakan. Demi melihat hal sedemikian, pintu barber shop yang tadi telah ia buka maka ditutup kembali. Ia pun datang lagi kepada tukang cukur dan berkata, ‘Pak, menurut saya yang tidak ada di dunia ini adalah TUKANG CUKUR!’ Merasa aneh dengan pernyataan itu, tukang cukur balik bertanya, ‘Bagaimana bisa Anda berkata demikian. Padahal baru saja rambut Anda saya pangkas!’
‘Begini pak, di jalan saya dapati ada orang yang kurang waras. Rambutnya panjang tak terurus, janggutnya pun lebat berantakan. Kalau benar di dunia ini ada tukang cukur, rasanya tidak mungkin ada pria yang berperawakan seperti itu!’ si pelanggan menyampaikan penjelasannya.
Tukang cukur tersenyum, sejenak kemudian dengan enteng ia berkata, ‘Pak… bukan Tukang Cukur yang tidak ada di dunia ini. Masalah sebenarnya adalah pria gila yang Anda ceritakan tidak mau hadir dan datang ke sini, ke tempat saya… Andai dia datang, maka rambut dan janggutnya akan saya rapihkan sehingga ia tidak berperawakan sedemikian!’ Tiba-tiba si pelanggan meledakkan suara, ‘Naaaahhhh…. itu dia jawabannya. Rupanya Anda juga telah menemukan jawaban dari pertanyaan yang Anda lontarkan!’ ‘Apa maksudmu?’ si tukang cukur tidak mengerti dengan pernyataan pelanggannya. ‘Anda khan bilang bahwa di dunia ini banyak manusia yang punya masalah. Kalau saja mereka datang kepada Tuhan, pastilah masalah mereka akan terselesaikan. Persis sama
kejadiannya bila pria gila tadi datang kemari dan mencukurkan rambutnya kepada Anda!’” Kyai Ahmad mengakhiri kisah yang ia sampaikan. Terlihat Fadlan menganggukkan kepala tanda mengerti.
“Jadi…, kamu hanya tinggal memohon saja apa yang kamu inginkan kepada Allah Swt., pasti Allah bakal berikan apa yang kamu pinta!” Kyai Ahmad berkata memberi garansi. Fadlan sudah mulai yakin, tapi ia masih mengejar dengan satu pertanyaan, “Pak Kyai, saya sudah niat untuk datang dan semakin mengakrabkan diri kepada Allah. Tapi bagaimana caranya ya pak Kyai agar saya bisa memohon nafkah yang cukup kepada Allah?” Kemudian Pak Kyai membacakan ayat dalam Al Qur’an:
“Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”. QS. Ali Imran : 26-27
“Bacalah ayat itu sesering mungkin dan perbanyak doa memohon nafkah serta rezeki yang halal dari Allah Swt. Yakinlah bahwa Allah Swt akan senantiasa menjamin penghidupanmu dan keluarga!” Kyai Ahmad mengakhiri pembicaraan dengan memberi pesan. Usai pembicaraan dengan Kyai Ahmad, Fadlan merasa yakin bila dirinya hendak mencari nafkah, maka cara termudah yang dapat ia kerjakan hanyalah dengan ‘Datang dan Memohon kepada Pemilik Nafkah!’ Fadlan telah meyakini hal ini. Bagaimana dengan Anda?

Cahaya Langit,Bobby Herwibowo
Shared By Kisah Penuh Hikmah
http://virouz007.wordpress.com/